Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Ahok hingga kini tetap ngotot melarang penjualan Hewan Qurban di pinggir
jalan dan Fasilitas Umum lainnya dengan dalih "ketertiban", serta juga
tetap ngotot melarang pemotongan Hewan Qurban di Halaman Masjid mau pun
Sekolah dan Fasilitas Umum lainnya dengan dalih "kebersihan", bahkan
menginstruksikan agar semua penjualan dan pemotongan Hewan Qurban
dilaksanakan di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Cakung - Jakarta Timur.
Dan lucunya, Ahok berdalih dengan tata cara penjualan dan pemotongan Hewan Qurban di Saudi Arabia.
DPRD NDABLEG ... ?!
Sejak pelarangan Qurban tersebut dikeluarkan Ahok, telah menuai protes
masyarakat muslim di Jakarta. Para Tokoh Islam pun telah menyampaikan
keberatannya melalui DPRD DKI Jakarta, namun hasilnya nihil.
DPRD terlihat tidak serius mengakomodasi keberatan para Tokoh Islam
tersebut. Bahkan DPRD kelihatan sedang asyik main di ketiak Ahok.
Buktinya, Hasil Angket yang telah menyatakan Ahok terbukti bersalah dan
melanggar Undang-Undang sampai saat ini tidak ditidak-lanjuti hingga ke
Paripurna untuk Pelengseran Ahok.
Mungkin benar adanya rumor yang menyatakan bahwa kerja DPRD itu selama
ini hanya 6D yaitu Datang, Duduk, Dengar, Diam, Duit dan Dableg.
DALIH KETERTIBAN
Jika "ketertiban" yang menjadi Dalih, maka apa betul jika ratusan ribu
Hewan Qurban di seluruh wilayah DKI Jakarta hanya "dijual" di RPH Cakung
akan menjadi lebih tertib ???!!!
Atau apa betul jika ratusan ribu Hewan Qurban di seluruh wilayah DKI
Jakarta hanya "dipotong" di RPH Cakung juga akan menjadi lebih tertib
???!!!
Atau mungkin Ahok ingin menggiring jutaan masyarakat miskin agar
menyerbu RPH Cakung untuk menerima bagian Daging Hewan Qurbannya disana
... ???!!!
Jika "syahwat" Ahok diikuti, maka ratusan ribu Hewan Qurban dari seluruh
wilayah Jakarta akan digiring ke RPH Cakung untuk penjualan, maka bisa
dibayangkan ribuan pedagang Hewan Qurban berbondong-bondong datang untuk
berjualan Hewan Qurban di Cakung. Dan ribuan umat Islam pun datang
berbondong-bondong untuk membeli Hewan Qurban.
Lalu bisa dibayangkan juga bagaimana panjangnya antrean ribuan manusia
dan ribuan kendaraan penjual dan pembeli Hewan Qurban dari ribuan
masjid, musholla, majelis, lembaga, perusahaan dan perumahan serta juga
perorangan.
Lalu selanjutnya, ratusan ribu Hewan Qurban yang telah dipotong harus
dibawa pembelinya ke ribuan masjid, musholla, majelis, lembaga,
perumahan dan perorangan untuk dibungkus per sekian kilo lalu dibagikan
kepada masyarakat yang menunggu di wilayah masing-masing.
Hitung saja waktu dan tenaga serta energi yang terbuang untuk antar
ambil Hewan Qurban dan antriannya, serta biaya tranportasi yang harus
dikeluarkan oleh para panitia Qurban dari ribuan masjid, musholla,
majelis, lembaga, perumahan dan perorangan. Belum lagi resiko
keterlambatan pendistribusian daging Hewan Qurban tersebut kepada
masyarakat.
Padahal, selama ini telah berlangsung ratusan tahun dan telah membudaya
berurat berakar di masyrakat Jakarta, bahkan seluruh Indonesia, serta
telah terbukti bahwa umat Islam dengan SANGAT TERTIB memotong Hewan
Qurban di wilayah masing-masing, lalu membungkusnya dan langsung membagi
habis kepada masyarakat.
Karenanya, pemotongan ratusan ribu Hewan Qurban di seluruh Jakarta,
bahkan Indonesia, yang dimulai setelah usai Shalat Idul Adhha, biasanya
saat masuk waktu Shalat Zhuhur telah selesai dan tuntas, baik pemotongan
dan pembungkusan mau pun pembagian dagingnya kepada masyarakat.
Jadi, hemat waktu dan hemat tenaga serta hemat biaya. Hal semacam ini tentu tidak akan bisa dimengerti oleh orang "Goblok".
DALIH KEBERSIHAN
Jika "kebersihan" yang menjadi Dalih, maka Ahok harus bercermin diri,
karena tiap malam Tahun Baru dia mengadakan Festival Jakarta di jalan
protokol Sudirman - Thamrin, yang menghasilkan jutaan ton sampah, dan
ribuan kondom bekas dan botol miras yang berserakan, serta Taman Kota
yang rusak.
Sedang masyarakat muslim Jakarta, bahkan Indonesia, selama ratusan tahun
sehingga telah membudaya berurat berakar telah membuktikan bahwa umat
Islam dengan SANGAT BERSIH memotong Hewan Qurban di wilayah
masing-masing, lalu Lokasi pemotongan pun langsung dicuci dan
dibersihkan, tanpa meninggalkan bercak darah walau setetes.
Mungkin yang ada di otak Si Kafir Ahok bahwa sampah kondom dan botol
miras sangat "bersih", sedang bekas ibadah Qurbannya umat Islam sangat
"kotor". Dasar "Otak Najis".
Lucu, Si Kafir Ahok yang mulutnya kotor dan bau busuk, kok sok bicara "kebersihan" ... ???!!!
Sekali lagi, hal semacam ini tentu tidak akan bisa dipahami oleh orang "Goblok
LAIN SAUDI LAIN JAKARTA
Si Kafir Ahok berdalih bahwa di Saudi Arabia tidak ada penjualan Hewan Qurban dan pemotongannya di tempat Fasilitas Umum.
Ooii ... siapa bilang ?! Di China kali yang tidak ada penjualan Hewan Qurban dan pemotongannya di tempat Fasilitas Umum ?!
Di seluruh kota di Saudi Arabia pada setiap "Umdah" setingkat kelurahan
disediakan "Madzbah" yaitu tempat penjualan dan pemotongan Hewan Qurban
sekaligus tempat pembagiannya kepada masyarakat yang tidak mampu.
Umumnya yang antri di setiap "Madzbah" pada saat pembagian daging Qurban
adalah orang-orang Takruni (orang hitam mantan keturunan budak) yang
miskin, dan para pekerja asing dari India, Pakistan, Bangladesh,
Rohingya, Philipinan, termasuk TKI dari Indonesia.
Namun demikian, karena Hewan Qurban di Arab Saudi berlimpah, khususnya
di Mekkah, karena jutaan jama'ah haji berlomba untuk berqurban, ditambah
lagi untuk bayar Dam, maka pemerintah Arab Saudi juga menyediakan
fasilitas berqurban lewat pembayaran ke Bank.
Hewan Qurban via Bank langsung dipotong dan dikirim ke Pabrik untuk
proses pengalengan, lalu dikirim ke negara-negara Islam yang
membutuhkan, seperti ke negara-negara Afrika dan lainnya.
Sedang di Indonesia masih banyak rakyat miskin yang membutuhkan daging
Qurban, sehingga tempat pembagian daging Qurban justru harus diperbanyak
di setiap kelurahan hingga tingkat RW dan RT.
Nah, kalau Si Kafir Ahok mau tiru Arab Saudi, buka dong tempat penjualan
dan pemotongan Hewan Qurban di setiap Kelurahan, bukan se Jakarta
digiring ke Cakung.
Lagi pula, kalau mau tiru Arab Saudi, jangan soal Qurban saja, tapi tiru
juga dong Hukum Pidananya seperti : Potong Tangan Pencuri, Pancung
Kepala Penzina Muhshon, Cambuk Penenggak Miras, dsb.
Nah, Ahok yang saat ini dilaporkan FPI DKI Jakarta terkait dugaan
Korupsi hampir Dua Trilyun Rupiah, siap-siap dipotong tangan saja.
Lagi-lagi hal seperti ini sulit dimenegerti dan dipahami oleh orang "Goblok".
MODUS BISNIS
Ada apa Ahok ngotot ingin melawan dan merubah Tradisi Masyarakat Muslim
Jakarta dalam berqurban, bahkan sudah jadi Tradisi Muslim Indonesia ...
?! Apalagi Tradisi tersebut hanya setahun sekali ... ?!
Apakah Si Kafir Ahok ingin unjuk gigi dan kekuatan ?! Apa dia mau jadi jagoan ??!!
Atau mungkin Ahok punya rencana bisnis sendiri ... ???!!!
Bisa jadi Si Kafir Ahok ingin memonopoli perdagangan dan pemotongan
Hewan Qurban di seluruh wilayah Jakarta, sehingga hanya pengusaha yang
ditunjuk Ahok yang beroperasi di Cakung untuk kegiatan penjualan dan
pemotongan Hewan Qurban, kalau perlu nanti ada lagi bisnis pengantaran
daging hewannya.
Ternyata pada akhirnya UUD, yaitu Ujung Ujungnya Duit. Begitulah Ahok,
melihat pelacuran langsung ingin buat apartemen prostitusi, dan lihat
perjudian langsung ingin buat Pulau Judi. Lihat apa saja, langsung saja
naluri bisnisnya kerja, tidak peduli halal haram, karena memang tidak
jelas agamanya.
AYO ..., LAWAN AHOK !!!
Ayo ... Teruskan Tradisi Muslim dalam Ibadah Qurban ... !!!
Jual Hewan Qurban di tempat biasa kalian jual ... !!!
Dan potong Hewan Qurban di tempat biasa kalian potong ... !!!
Ayo ... umat Islam Jakarta, lawan dan ganyang Ahok ... !!!
Jika Ahok pakai jurus CHINA MABOK, ayo ... kita pakai jurus KEMPLANG BABI ... !!!
Allaahu Akbar ... !!
0 comments:
Post a Comment