
Pembukaan Musabaqah ini diselenggarakan di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman – Pontianak, pada hari Selasa, 3 Juli 2012 lalu.
dalam Pembukaan MTQ Internasional NU (Jami’atul Qurro wal Huffazh),
dihadiri beberapa tokoh dan Pejabat Negara termasuk Wapres RI Boediono.
Ikut serta mendampingi Wapres adalah Menteri Perumahan Rakyat Djan
Faridz, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Kebudayaan
Wiendu Nuryanti, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H. Said Agil Siraj
dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’wal Huffazh Nahdlatul
Ulama K.H. A. Muhaimmin Zen.
Namun, dalam acara yang disiarkan
langsung oleh TV Ruai (TV Lokal Kalbar) ini, lagi-lagi ternodai oleh
ulah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu sendiri. Said Agil Siraj
dalam sambutannya mengatakan, ada NU CABANG KATHOLIK dan menyebut nama
Gubernur Kalbar yang Katholik dengan nama USTADZ CORNELIS, lalu diakhiri
dengan do’a semoga jabatan GUBERNUR KATHOLIK tersebut diperpanjang.
Pernyataan Said Agil Siraj ini tentu saja
sangat merendahkan martabat Nahdlatul Ulama (NU). Terkait hal ini,
Ketua DPD FPI DKI Jakarta, Habib Salim Alattas atau yang akrab disapa
Habib Selon angkat bicara, ia menuding Said Agil telah menghina dan
merendahkan NU yang notabene adalah golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
“PENDETA Said Agil sudah menghina
dan merendahkan serta menyakiti NU yang notabene adalah Islam Ahlus
Sunnah wal Jama’ah. Bahkan PENDETA Said Agil sudah menghina dan
merendahkan serta menyakiti UMAT ISLAM, khususnya umat Islam Kalbar yang
sudah dengan tegas menolak kepemimpinan SI KATHOLIK CORNELIS yang
sangat rasis dan fasis serta selalu memusuhi Islam. Aneh bin Ajaib ada
PENDETA jadi Ketua Umum PBNU??? Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi
Rooji’uun…!!!”, demikian ujar Habib Salim Selon melalui pesan singkatnya yang diterima redaksi fpi.or.id, (07/07/2012).
Tidak hanya itu, Said Agil dalam
sambutannya saat berbicara tentang kegiatan sosial mengatakan, bahwa
membangun jembatan sama wajibnya dengan Shalat. “Karena itu membangun jembatan sama wajibnya dengan shalat, membangun irigasi dan rumah sakit sama dengan membangun masjid.
Demikian pula dengan keberagaman. Bukan Indonesia kalau tanpa Islam.
Bukan Indonesia juga kalau tanpa Katolik, tanpa Buddha, tanpa Hindu.
Semua itu harus kita pertahankan sampai hari kemudian. Inilah pandangan
NU dulu, sekarang dan seterusnya,” kata Said Agil, seperti dikutip situs
resmi Wakil Presiden Republik Indonesia. (03/07/2012).
0 comments:
Post a Comment